JPP, SUKOHARJO – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti mengaku tidak ragu lagi memperjuangkan obat herbal produk industri kecil UMKM untuk masuk sebagai alternatif obat dalam layanan kesehatan.
Sembari terus melakukan pengawasan dan peningkatan kualitas produk, BPOM juga mempersiapkan pelaku usaha obat herbal di seluruh Indonesia, untuk memenuhi standar cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB).
“Obat herbal Indonesia sudah cukup berkualitas dan BPOM akan mengusahakan agar obat Herbal bisa masuk sebagai obat alternatif dalam layanan kesehatan ,” ungkap Kepala BPOM Penny Kusumastuti saat melakukan kunjungan ke sejumlah pabrik jamu herbal di Sukoharjo, Minggu (1/4/2018).
Dijelaskan, BPOM gencar melakukan peninjauan ke sejumlah industri herbal dengan tujuan untuk melakukan pendampingan dan kemitraan, serta melakukan pengawasan standar mutu. “BPOM gencar melakukan kegiatan seperti di Sukoharjo sehingga kami bisa memantau serta mengawasi sesuai standar,” tandasnya.
Berdasarkan data BPOM, di Indonesia terdapat 700 pelaku industri jamu herbal, dimana 80% nya masih berstatus UMKM. “Untuk mengembangkannya, BPOM komitmen mengajak lintas sektor, seperti akademisi, institusi penelitian dan pelaku usaha, untuk ikut menghasilkan produk bermutu dan berdaya saing ” cetus Penny.
Kunjungan kerja kepala BPOM Di Sukoharjo di antaranya ke pabrik jamu herbal yakni CV Al Ghuroba’ di desa Sanggrahan Grogol dan UD Rahmasari di desa Kenep Sukoharjo.
Terkait hasil kunjungannya tersebut, Penny Kusumastuti mengaku kagum dengan herbal produksi lokal Sukoharjo, apalagi proses pembuatan sudah menuju CPOTB. Pemilik Al Ghuroba’ Widodo mengatakan, pabrik berdiri sejak 1994 telah memproduksi 80 produk herbal. (ant)